Black Swan

Black Swan adalah metafora untuk peristiwa keuangan maupun non-keuangan yang tak terduga, tapi berdampak besar dan belakangan dianggap semestinya dapat diperkirakan lebih awal.

Istilah ajaib “black swan” secara harfiah dapat diterjemahkan sebagai “angsa hitam”. 

Dahulu kala, orang Eropa menggunakan “angsa hitam” sebagai analogi untuk hal-hal yang tidak mungkin ada atau situasi yang tidak mungkin terjadi. 
Namun, petualang Belanda bernama Willem de Vlamingh kemudian “menemukan” angsa hitam di Australia Barat pada tahun 1967.

Penemuan de Vlamingh mendorong transformasi makna “angsa hitam” menjadi analogi untuk hal-hal yang dahulu dianggap tidak mungkin, tetapi kemudian terbukti bisa terjadi sehingga bagi investor disebutkan hendaknya segala sesuatunya perlu diantisipasi. seperti adanya :
  • Peristiwa mengejutkan.
  • Peristiwa berdampak besar.
Setelah peristiwa terjadi, orang-orang berupaya merasionalisasinya dengan data-data yang sudah ada. Upaya rasionalisasi itu membuat orang-orang berpikir peristiwa itu semestinya dapat dicegah.

Dan salah satu caranya untuk menghindari adanya hal tersebut disebutkan caranya dengan membagi modal investasi ke dalam beberapa jenis aset yang memiliki unsur risiko berbeda. 
alah satu strategi diversifikasi populer bernama “balanced investment portfolio” berupaya menyeimbangkan risiko dan return dengan membagi modal investasi secara sama rata.

Sehingga dengan belajar ketidakpastian dari teori angsa hitam ini akan dapat mengajarkan kita untuk menghargai suatu kejadian yang tidak terduga. 
Walaupun kejadian angsa hitam tidak terduga, namun kita bisa rutin meminimalisir resiko untuk mencegah kejadian terburuk menjadi kenyataan.

Popular Posts

Image

Aset Kripto

Image

Volatilitas